Kamis, 07 Juli 2011

postheadericon Instrumen Kimia HPLC

A. Sejarah
*Kromatografi ditemukan oleh Tswett pada tahun 1903. D.T. Day  juga menggunakan  kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu. Dasar kromatografi lapisan tipis (TLC) ditetapkan pada tahun 1938 oleh Izmailov dan Schreiber, dan kemudian disempurnakan oleh Stahl pada tahun 1958. Hasil karya yang baik sekali dari Martin dan Synge pada tahun 1941 (untuk ini mereka memenangkan Nobel) untuk pengembangan kromatografi gas dan kromatografi kertas. Pada tahun 1952 Martin dan James mempublikasikan makalah pertama mengenai kromatografi gas. Pada akhir  tahun 1960 an, semakin banyak  usaha dilakukan untuk pengembangan kromatografi cair sebagai  suatu teknik mengimbangi kromatografi gas. High Performance Liquid Chromatography (HPLC) telah berhasil dikembangkan dari usaha ini. 
B. Kegunaan
-Untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis
-Analisis ketidakmurnian (impurities)
-Analisis senyawa-senyawa tidak mudah menguap (non-volatil)
-Penentuan molekul-molekul netral, ionic, maupun zwitter ion
-Isolasi dan pemurnian senyawa
-Pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama.
-Pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sedikit (trace elements), dalam jumlah banyak dan dalam skala proses industri. 
C. Jenis-jenis HPLC
-Kromatografi padatan cair (LSC)
-Kromatografi partisi
-Kromatografi penukar ion (IEC)
-Kromatografi eksklusi
-Kromatografi pasangan ion (IPC) 
D. Prinsip Kerja
Kromatografi merupakan teknik yang mana solute atau zat-zat terlarut terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solute-solut ini melewati suatu kolom kromatografi. 
 
 Detektor HPLC 
            Yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm. Variabel panjang gelombang dapat digunakan  untuk mendeteksi banyak  senyawa dengan range yang lebih luas. Detektor indeks refraksi juga digunakan secara luas, terutama pada kromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang  sensitif jika dibandingkan dengan detektor UV.
Detektor-detektor lainnya antara lain:
·      Detektor Fluorometer                    : Senyawa yang mempunyai sifat fluoresen.                      
·      Detektor Refraksi lndeks               :    Senyawa yang tidak memiliki kromofor
·   Detektor Elektrokimia               : Senyawa organik yang dapat dioksidasi atau direduksi secara elektrokimia          
·      Detektor UV-Vis                            :    Senyawa yang mempunyai kromofor spesifik
·      Detektor Spektrofotometer Massa
·      Detektor lonisasi nyala   
·      Detektor Reaksi Kimia
·      Detektor Nitrogen Phospor (NPD)          
·      Detektor penangkap elektron (ECD)

HPLC dengan prinsip kromatografi adsorpsi banyak digunakan pada industri farmasi dan pestisida. Zat-zat dengan kepolaran berbeda, yaitu antara sedikit polar sampai polar dapat dipisahkan dengan HPLC berdasarkan partisi cair-cair. Asam-asam nukleat dapat dipisahkan dengan kolom penukar ion yang dikombinasikan dengan kolom butiran berlapiskan zat berpori. Pemakaian HPLC pada kromatografi eksklusi dilakukan dengan kolom panjang, tujuan utama kerjanya tetap sama yaitu penentuan berat molekul polimer dan masalah-masalah biokimia. Pada umumnya teknik ini dapat digunakan pada setiap metode kolom kromatografi.


 

2 komentar:

Anonim mengatakan...

narasumbernya dari buku apa ini bang ? please jawab ya..

by : hari

Anonim mengatakan...

metode kualitatif dengan persentase tinggi/lebar puncak salah, semestinya tinggi atau lebih akurat dengan luas area puncak,,karena apabila membandingkan lebarnya saja, akan bergantung dari efek tailing yang dapat terjadi pada kromatogram sehingga tidak sesuai

Popular Posts

Share