Minggu, 19 Juni 2011
SUMBER KESALAHAN DALAM PENGUKURAN ANALITIK
21.05 | Diposting oleh
bambang |
Edit Entri
Faktor yang memepengaruhi presisi dan bias di atas dapat diakibatkan oleh kesalahan
yang terjadi karena berbagai penyebab. Menurut Miller & Miller (2001) tipe kesalahan dalam
pengukuran analitik dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Kesalahan serius (Gross error)
Tipe kesalahan ini sangat fatal, sehingga konsekuensinya pengukuran harus diulangi.
Contoh dari kesalahan ini adalah kontaminasi reagent yang digunakan, peralatan yang
memang rusak total, sampel yang terbuang, dan lain lain. Indikasi dari kesalahan ini
cukup jelas dari gambaran data yang sangat menyimpang, data tidak dapat memberikan
pola hasil yang jelas, tingkat reprodusibilitas yang sangat rendah dan lain lain.
2. Kesalahan acak (Random error)
Golongan kesalahan ini merupakan bentuk kesalahan yang menyebabkan hasil dari
suatu perulangan menjadi relatif berbeda satu sama lain, dimana hasil secara individual
berada di sekitar harga rata-rata. Kesalahan ini memberi efek pada tingkat akurasi dan
kemampuan dapat terulang (reprodusibilitas). Kesalahan ini bersifat wajar dan tidak
dapat dihindari, hanya bisa direduksi dengan kehati-hatian dan konsentrasi dalam
bekerja.
dsd
3. Kesalahan sistematik (Systematic error)
Kesalaahn sistematik merupakan jenis kesalahan yang menyebabkan semua hasil data
salah dengan suatu kemiripan. Hal ini dapat diatasi dengan:
a. Standarisasi prosedur
b. Standarisasi bahan
c. Kalibrasi instrumen Paper seri Manajemen Laboratorium
Secara umum, faktor yang menjadi sumber kesalahan dalam pengukuran sehingga
menimbulkan variasi hasil, antara lain adalah:
1. Perbedaan yang terdapat pada obyek yang diukur.
Hal ini dapat diatasi dengan:
a. Obyek yang akan dianalisis diperlakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh
ukuran kualitas yang homogen
b. Mengggunakan tekhnik sampling dengan baik dan benar
2. Perbedaan situasi pada saat pengukuran
Perbedaan ini dapat diatasi dengan cara mengenali persamaan dan perbedaan suatu
obyek yang terdapat pada situasi yang sama. Dengan demikian sifat-sifat dari obyek
dapat diprediksikan.
3. Perbedaan alat dan instrumentasi yang digunakan
Cara yang digunakan untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan alat pengatur
yang terkontrol dan telah terkalibrasi.
4. Perbedaan penyelenggaraan/administrasi
Kendala ini diatasi dengan menyelesaikan permasalahannon-teknis dengan baik
sehingga keadaan peneliti selalu siap untuk sehingga melakukan kerja.
5. Perbedaan pembacaan hasil pengukuran
Kesalahan ini dapat diatasi dengan selalu berupaya untuk mengenali alat atau
instrumentasi yang akan digunakan terlebih dahulu.
Dari lima faktor penyebab kesalahan dalam bidang analitik maka peralatan dan
instrumentasi sangat berpengaruh. Peralatan pada dasarnya harus dikendalikan oleh
pemakainya. Untuk peralatan mekanis yang baru relatif semua sistem sudah berjalan dengan
optimal, sebaliknya untuk alat yang sudah berumur akan banyak menimbulkan ketidak
optimuman karena komponen aus, korosi dan sebagainya. Demikian juga peralatan elektrik,
pencatatan harus selalu dikalibrasi dan dicek ulang akurasinya. Untk peralatan yang
menggunakan sensor atau detektor maka perawatan dan kalibrasi akan berperan penting.
Miller, J.N and Miller, J.C., 2000, Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, 4th ed, Prentice Hall, Harlow.
yang terjadi karena berbagai penyebab. Menurut Miller & Miller (2001) tipe kesalahan dalam
pengukuran analitik dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Kesalahan serius (Gross error)
Tipe kesalahan ini sangat fatal, sehingga konsekuensinya pengukuran harus diulangi.
Contoh dari kesalahan ini adalah kontaminasi reagent yang digunakan, peralatan yang
memang rusak total, sampel yang terbuang, dan lain lain. Indikasi dari kesalahan ini
cukup jelas dari gambaran data yang sangat menyimpang, data tidak dapat memberikan
pola hasil yang jelas, tingkat reprodusibilitas yang sangat rendah dan lain lain.
2. Kesalahan acak (Random error)
Golongan kesalahan ini merupakan bentuk kesalahan yang menyebabkan hasil dari
suatu perulangan menjadi relatif berbeda satu sama lain, dimana hasil secara individual
berada di sekitar harga rata-rata. Kesalahan ini memberi efek pada tingkat akurasi dan
kemampuan dapat terulang (reprodusibilitas). Kesalahan ini bersifat wajar dan tidak
dapat dihindari, hanya bisa direduksi dengan kehati-hatian dan konsentrasi dalam
bekerja.
dsd
3. Kesalahan sistematik (Systematic error)
Kesalaahn sistematik merupakan jenis kesalahan yang menyebabkan semua hasil data
salah dengan suatu kemiripan. Hal ini dapat diatasi dengan:
a. Standarisasi prosedur
b. Standarisasi bahan
c. Kalibrasi instrumen Paper seri Manajemen Laboratorium
Secara umum, faktor yang menjadi sumber kesalahan dalam pengukuran sehingga
menimbulkan variasi hasil, antara lain adalah:
1. Perbedaan yang terdapat pada obyek yang diukur.
Hal ini dapat diatasi dengan:
a. Obyek yang akan dianalisis diperlakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh
ukuran kualitas yang homogen
b. Mengggunakan tekhnik sampling dengan baik dan benar
2. Perbedaan situasi pada saat pengukuran
Perbedaan ini dapat diatasi dengan cara mengenali persamaan dan perbedaan suatu
obyek yang terdapat pada situasi yang sama. Dengan demikian sifat-sifat dari obyek
dapat diprediksikan.
3. Perbedaan alat dan instrumentasi yang digunakan
Cara yang digunakan untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan alat pengatur
yang terkontrol dan telah terkalibrasi.
4. Perbedaan penyelenggaraan/administrasi
Kendala ini diatasi dengan menyelesaikan permasalahannon-teknis dengan baik
sehingga keadaan peneliti selalu siap untuk sehingga melakukan kerja.
5. Perbedaan pembacaan hasil pengukuran
Kesalahan ini dapat diatasi dengan selalu berupaya untuk mengenali alat atau
instrumentasi yang akan digunakan terlebih dahulu.
Dari lima faktor penyebab kesalahan dalam bidang analitik maka peralatan dan
instrumentasi sangat berpengaruh. Peralatan pada dasarnya harus dikendalikan oleh
pemakainya. Untuk peralatan mekanis yang baru relatif semua sistem sudah berjalan dengan
optimal, sebaliknya untuk alat yang sudah berumur akan banyak menimbulkan ketidak
optimuman karena komponen aus, korosi dan sebagainya. Demikian juga peralatan elektrik,
pencatatan harus selalu dikalibrasi dan dicek ulang akurasinya. Untk peralatan yang
menggunakan sensor atau detektor maka perawatan dan kalibrasi akan berperan penting.
Miller, J.N and Miller, J.C., 2000, Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, 4th ed, Prentice Hall, Harlow.
Label:
analisa kimia,
kesalahan analitik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Labels
- Analisa instrumen AAS (1)
- Analisa instrumen GC (1)
- Analisa instrumen HPLC (1)
- Analisa instrumen ICP-MS (1)
- Analisa instrumen XRD (1)
- Analisa instrumen XRF (1)
- analisa kimia (1)
- Analisa kuantitatif ICP-MS (1)
- Analisa SEM (1)
- Analisi UV-Vis (1)
- analisis instrumen SAA (1)
- Analisis UV-Vis (1)
- Gas Chromatography (1)
- High Performance Liquid Chromatography (1)
- ICP-MS (1)
- instrumen kimia SEM (1)
- Instrumen UV-Vis (2)
- kalibrasi instrumen pH meter (1)
- kalibrasi UV-Vis (1)
- Kegunaan XRF (1)
- kesalahan analitik (1)
- polarimeter (1)
- polarisasi (1)
- Prinsip Kerja ICP-MS (1)
- Prinsip kerja XRF (1)
- Prinsip UV-Vis (1)
- Surface Area analyzer (1)
- X-Ray Defraction (1)
Blog Archive
-
2011
(15)
- Juli(3)
-
Juni(12)
- Analisa Instrumen XRF
- kalibrasi instrumen pH meter
- Analisis Instrumen NMR
- Instrumen kimia UV-Vis
- SUMBER KESALAHAN DALAM PENGUKURAN ANALITIK
- Kalibrasi Spektrofotometer UV-VIS
- Instrumen kimia SEM
- Instrumen kimia AAS
- Instrumen kimia Gas Chromatography (GC)
- Instrumen SAA (Surface Area Analyzer)
- Instrumen X-Ray Difraction (XRD)
- Instrumen FTIR dan membaca spektra FTIR
Popular Posts
-
Pada dasarnya Spektrofotometer FTIR ( Fourier Trasform Infra Red ) adalah sama dengan Spektrofotometer IR dispersi, yang membedakannya ada...
-
Prinsip dari spektrofotometri adalah terjadinya interaksi antara energi dan materi. Pada spektroskopi serapan atom terjadi penyerapan energi...
-
A. Penjelasan Alat Surface Area Analyzer (SAA) merupakan salah satu alat utama dalam karakterisasi material. Alat ini khususnya berfung...
-
Merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk menganalisis senyawa-senyawa organik yang dapat diuapkan dalam GC diamana titik uapnya antara...
-
SEM mempunyai depth of field yang besar, yang dapat memfokus jumlah sampel yang lebih banyak pada satu waktu dan menghasilkan bayangan yang ...
-
X-ray fluorescence (XRF) spektrometer adalah suatu alat x-ray digunakan untuk rutin, yang relatif non-destruktif analisis kimia batuan, mi...
-
Faktor yang memepengaruhi presisi dan bias di atas dapat diakibatkan oleh kesalahan yang terjadi karena berbagai penyebab. Menurut Miller ...
-
Instrumen ICP-MS mengukur sebagian besarunsur-unsur dalam tabel periodik. Unsur-unsur ditampilkan dalam warna dapat dianalisis dengan ICP-M...
-
• Di akhir tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman, 1845-1923), seorang profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di J...
-
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan fotometer . Spektrometer menghasilkan sinar dari ...
0 komentar:
Posting Komentar